KOMPAS.com – Tren memasang foto lama dan terkini dengan menggunakan tagar #10YearsChallenge banyak dilakuakan oleh para pengguna media sosial di seluruh dunia. Mereka seolah berlomba-lomba menunjukkan perubahan penampilannya saat ini yang jauh lebih baik dari 10 tahun sebelumnya. Entah dari sisi gaya busana, make up, tatanan rambut, dan sebagainya.
Namun, ternyata #10YearsChallenge tidak hanya bisa dilakukan oleh orang-orang untuk memperlihatkan perubahan. Bumi pun bisa ikut tantangan viral ini. Memang, Bumi tidak memiliki media sosial layaknya manusia. Akan tetapi, sebagian dari manusia yang mencintai Bumi bergerak melalui berbagai organisasi berbasis kelestarian lingkungan hidup. Melalui akun-akun organisasi inilah, perubahan bumi dalam 10 tahun ditampakkan melalui tantangan #10YearsChallenge. Berikut ini beberapa ungggahan #10YearsChallenge Bumi dan lingkungan yang diunggah oleh berbagai akun organisasi yang bergerak di bidang kelestarian lingkungan hidup. Lihat lalu coba sadari perubahannya.
Akun instagram yang fokus pada masalah sampah di lautan, @lessplaticuk menyatukan tiga kolase foto #10YearsChallenge bumi dalam satu bingkai. Masing-masing menggambarkan perbedaan kondisi terumbu karang, lapisan es, dan beruang kutub pada era 2008 atau 2009 dengan keadaan terkini pada 2018 atau 2019. Terumbu karang yang dahulu masih sehat dengan warna-warni indahnya, saat ini banyak yang mengalami kerusakan. Hal itu bisa saja karena kondisi alam, namun yang paling banyak terjadi adalah kerusakan yang diakibatkan oleh ketidakarifan masyarakat dalam memperlakukan alam. @lessplastickuk
Selanjutnya adalah dataran es yang ada di Kutub Utara. Kondisi pada 2008 dan 2018 menunjukkan penyusutan luas es yang ada di sana. Tidak sedikit, penyusutan itu terjadi sangat luas. Dataran es menyempit dan lapisannya menipis. Hal itu bisa terlihat dari foto kanan atas dan kiri bawah. Terakhir adalah foto seekor beruang kutub yang ditemui pada 2009 dan 2019. Keduanya terlihat begitu berbeda baik dari postur tubuh maupun habitat hidupnya. Beruang di tahun 2019 terlihat sangat kurus dan hidup di antara bongkahan es di tengah perairan.
Selain itu, foto #10YearsChallenge Bumi juga banyak diunggah oleh organisasi lingkungan dunia, Greenpeace, melalui akun Instagram-nya. Sebagian besar menunjukkan kerusakan lingkungan hidup yang terus terjadi tanpa kita sadari. Misalnya, perbedaan pegunungan di perairan Arktik yang dilapisi es tebal 100 lalu, dijajarkan dengan kondisi sekarang yang sudah sangat berbeda. Bagian pegunungan semakin jelas terlihat sementara lapisan es sudah banyak menghilang. Di foto selanjutnya, diperlihatkan kerusakan hutan di Amazon, Brazil, Amerika Selatan. Hutan hujan tropis yang terlihat begitu hijau dan lebat berubah menjadi hutan gundul gersang. Dalam keterangan foto, disebutkan kerusakan itu terjadi kurang dari 10 tahun. Padahal, bumi membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membentuk hutan tersebut hingga menjadi rumah bagi sekian banyak jenis flora juga fauna. Hal yang sama juga terjadi di hutan alam Indonesia. Mulai dari hutan yang ada di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Perusakan terus-menerus terjadi atas nama lapangan pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Perbandingan sampah plastik di dua masa yang berbeda, dia tidak berubah. Perbandingan sampah plastik di dua masa yang berbeda, dia tidak berubah.(Greenpeace) @greenpeaceid
Satu lagi unggahan Greenpeace tentang #10YearsChallange, yang bersifat satire. Sebuah sampah botol air mineral yang mengapung di lautan difoto pada 2 waktu yang berbeda, 2009 dan 2019. Botol itu tidak berubah bentuk dan masih utuh sebagai sebuah botol plastik yang melayang di dalam air. Foto sederhana ini berisi pesan, sampah plastik yang tidak mudah terurai di lautan. Meskipun sudah dibuang sejak lama, bentuknya akan tetap utuh hingga belasan bahkan puluhan tahun kemudian.