JAKARTA, KOMPAS.com – Dulu, Indonesia yang terletak di jalur perdagangan dunia membuatnya ramai sebagai titik temu bangsa-bangsa dari berbagai belahan dunia. Persilangan budaya menjadi hal yang lumrah terjadi di Indonesia, termasuk dalam urusan lidah dan perut.
Kini, orang Indonesia mengenal berbagai jenis masakan dengan pengaruh Barat, Arab, dan tentu saja, Tionghoa. Kuliner Tionghoa sendiri memiliki berbagai jenis gaya masakan yang mendunia. Secara umum, aneka ragam gaya masakan Tionghoa dikelompokkan ke dalam delapan wilayah utama. Lantas, gaya masakan mana yang mendominasi kuliner Indonesia?
Jawabannya, gaya masakan Fujian. Fujian merupakan provinsi yang terletak di sisi tenggara China, berbatasan langsung dengan Selat Taiwan di sisi selatan. Rasa yang kaya dan berbumbu merupakan salah satu ciri utama masakan Fujian. Salah satu buktinya adalah munculnya kecap dengan aneka jenis dan bahan baku mulai dari kecap ikan, saus tiram, dan lain-lain. Meski begitu, masakan Fujian menekankan pentingnya rasa asli bahan-bahan yang dimasak, ketimbang menutupinya dengan rasa bumbu yang kelewat pekat.
Provinsi Fujian banyak didiami suku Hokkian, yang kelak mendominasi jumlah imigran-imigran Tionghoa di Nusantara. “Yang masuk ke sini, sebagian besar adalah makanan Hokkian,” ujar Aji Bromokusumo, pakar kuliner peranakan Tionghoa kepada KompasTravel. Aji juga menyatakan, “Hampir semua makanan Tionghoa yang lazim ditemui di Indonesia menggunakan dialek Hokkian.” Dialek Hokkian ini bahkan dipakai secara terang-terangan dalam berbagai sebutan makanan Tionghoa yang diadopsi di Indonesia, seperti kwetiau, bihun, misoa, bakmi, bakcang, lumpia, sampai kecap. “Kecap awalnya dikenalkan oleh imigran Tionghoa, disebut kecap karena bahasa Hokkian-nya ‘gui cap’”, tambah Aji.