Categories
Intermezzo

Indonesia Urutan Kedua Negara dengan Puasa Tersingkat di Asia

KOMPAS.com – Mulai hari Senin (6/5/2019) umat muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Bagi yang berpuasa, mereka harus menahan haus, lapar dan segala hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Durasi waktu berpuasa di setiap negara berbeda karena adanya pebedaan musim dan lokasi.

Menurut riset dari CupoNation- portal diskon online di Indonesia yang beroperasi di 20 negara- durasi puasa di Indonesia tahun ini adalah 13 jam 23 menit di hari pertama dan 13 jam 21 menit di hari terakhir. Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai negara dengan durasi puasa terpendek se-Asia dan peringkat ke-33 di dunia. Peringkat pertama negara dengan duras puasa tersingkat di Asia adalah Timor Leste, dengan durasi puasa 13 jam sembilan menit di hari pertama dan 13 jam empat menit di hari terakhir. Durasi puasa tersingkat di dunia tahun ini dipegang oleh Selandia Baru dengan durasi 11 jam 10 menit.

Sementara itu, durasi puasa terlama tahun ini adalah 21 jam 42 menit di Greenland, negara dengan waktu puasa terpanjang di dunia. Data dalam studi ini dikumpulkan dari Muslimpro. Durasi puasa setiap negara dihitung berdasarkan waktu Imsak atau 10 menit lebih awal sebelum masuknya waktu Subuh. Total negara yang disurvei dalam studi ini berjumlah 180 negara yang tersebar dari berbagai benua. Ranking negara diurut berdasarkan durasi puasa pada hari terakhir bulan Ramadhan.

Categories
Event

Langganan Swafoto Pengunjung Telkomsel IIMS 2019

JAKARTA, KOMPAS.com – Selain mobil dan sepeda motor baru, Telkomsel IIMS 2019 juga dimeriahkan oleh kehadiran beberapa model lain, berstatus zaman dulu (jadul). Mobil- mobil klasik ini memang sengaja dihadirkan sebagai perwakilan dari anggota Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI).

Di IIMS 2019, PPMKI membawa 11 mobil klasik yang tersebar di tiga tempat. Paling besar berada di Hall B3 dengan jumlah 7 mobil.

Kemudian di Hall A terdapat satu mobil, sedangkan di area terbuka atau center of carni ada 3 mobil.

Kehadiran mobil-mobil yang jarang ditemui di jalan ini pun jadi perhatian pengunjung. Banyak yang memanfaatkan untuk melakukan swafoto, ada pula yang memang mengagumi keindahan lekuk mobil klasik.

“Saya memang suka sekali Bell Air. Saya ngoleksi die cast-nya karena belum bisa punya yang asli. Detail di mobil ini sebetulnya mirip pesawat terbang. Mobil yang dipajang ini juga istimewa soalnya setir kanan,” kata Dyon, salah satu pengunjung yang ditemui Kompas.com, Selasa (1/5/2019). Pun demikian Ria Andre, Ibu rumah tangga asal Bandung, Jawa Barat, yang datang bersama keluarga. Saat ditemui, Ria sedang asik berswafoto dengan latar belakang Austin 7 buatan 1927. “Saya suka sekali bentuknya, unik dan atapnya terbuka. Saya jujur tidak tahu mereknya tapi saya suka bentuknya. Saya sama keluarga tiap tahun ke IIMS karena jadi agenda keluarga tiap tahun,” katanya.

Haryo Girisagoro Bashirun Alim, pengurus bagian kegiatan PPMKI mengatakan, booth PPMKI di Hall B3 sengaja tidak diberi pembatas supaya pengunjung leluasa berfoto dengan mobil-mobil klasik yang dipamerkan. “Kami ingin memperkenalkan mobil-mobil klasik ke pengunjung. Kalaupun mereka memegang juga kami perbolehkan, yang tidak boleh itu naik ke mobil. Banyak yang ‘ngetok-ngetok’ bumper besinya, tak apa-apa asal masih wajar,” kata Giri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Langganan Swafoto Pengunjung Telkomsel IIMS 2019 “

Categories
Intermezzo

Inspirasi Gaya Riasan yang Sesuai dengan Karakter Wanita Indonesia

KOMPAS.com – Gaya riasan yang bold dan complexion yang sempurna ala makeup wanita Korea saat ini memang sedang disukai para pecinta kosmetik. Padahal, tidak semua wanita Indonesia cocok dengan gaya riasan tersebut.

Makeup Artist (MUA) Carolina Septerita memberikan inspirasi gaya riasan yang sesuai dengan karakter dan warna kulit wanita Indonesia. Carolina menggandeng 10 perempuan Indonesia yang memiliki karakter dan profesi berbeda dalam konsep riasan bertajuk Beauty Within Me.

Mereka adalah Kahiyang Ayu, Nadine Candrawinata, Marcella Zalianty, Sahila Hisyam, Nadila Ernesta, Ashfi Qamara, Rebeca Reijman, Dian Rasifah, Maria Kutu La Eva, dan Sahila Hisyam.

“Di saat merias, kita harus memperhatikan karakter diri sendiri, tipe kulit, dan warna kulit. Karena enggak semua gaya makeup itu bisa dipakai dan sesuai dengan mereka,” jelas MUA yang sudah berkecimplung di dunia kecantikan selama 25 tahun ini.

Dalam merias 10 karakter model tersebut, ia memilih gaya riasan hangat dan dingin dengan pilihan warna yang bisa mewakili kecantikan perempuan Indonesia. Gaya riasan hangat biasanya memiliki gaya riasan yang lebih lembut dan riasan bernuansa dingin sedikit lebih bold dengan warna berani.

Adapun warna yang dipilih di antaranya biru turquoise; hijau mint dan pink, merah bata; merah, orange, dan putih, ungu tua; metallic purple, copper; coral, silver, warna merah bata emas, dan hijau muda. Dari gaya riasan tersebut, Carolina ingin menyampaikan pesan kepada perempuan agar lebih percaya diri dalam menujukkan mengekspresikan karakter, terutama lewat makeup. “Karena makeup adalah salah satu cara perempuan untuk menghargai diri mereka yang sesungguhnya,” katanya.

Dok. foto : Carolina Septerita

sumber: https://lifestyle.kompas.com/read/2019/04/09/130000520/-inspirasi-gaya-riasan-yang-sesuai-dengan-karakter-wanita-indonesia.

Categories
Intermezzo

5 Tips Nyaman Naik MRT Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com – Sudah mencoba berkeliling Jakarta dengan mass rapid transit atau moda raya terpadu (MRT)?. Jika belum, segeralah mencoba. Namun sebelum memutuskan mencoba, simak tips-tips di bawah ini agar perjalanan Anda berkeliling Jakarta dengan MRT menjadi lebih nyaman.

Pilih stasiun terdekat

Ada sebanyak 13 stasiun yang membentang dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus. Stasiun-stasiun itu antara lain Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, Stasiun Cipete Raya, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A, Stasiun Blok M, Stasiun Sisingamangaraja, Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Setiabudi, Stasiun Dukuh Atas, dan Stasiun Bundaran HI.

Sebelum memulai perjalanan pastikan memilih stasiun yang terdekat dari posisi Anda. Hal ini akan memudahkan akses Anda menuju stasiun. Tak hanya itu, pemilihan stasiun yang tepat juga akan berpengaruh pada tarif MRT yang Anda keluarkan.

Mengenai kartu jelajah

Untuk memulai perjalanan dengan MRT, Anda dapat menggunakan kartu uang elektronik yang dikeluarkan oleh bank, seperti e-Money Bank Mandiri, Brizzi oleh BRI, Tapcash oleh BNI, Flazz oleh BCA, dan Jakcard oleh Bank DKI. Anda juga dapat menggunakan kartu JakLingko.

Selain itu, MRT Jakarta juga mengeluarkan dua jenis tiket, yaitu Single Trip dan Multi Trip. Kartu MRT Jakarta yang diberi nama Jelajah, dapat dibeli di mesin penjual tiket dan loket yang tersedia di setiap stasiun. Meski demikian untuk saat ini, Anda hanya bisa membeli tiket Jelajah Single Trip karena tiket Jelajah Multi Trip masih dapat proses perizinan dari Bank Indonesia.

Adapun harga kartu Jelajah Single Trip sebesar Rp 15.000 dan akan dikembalikan setelah penggunaan maksimal tujuh hari dan dalam kondisi masih dapat dipergunakan kembali. Harga tiket Jelajah Multi Trip nantinya sebesar Rp 25.000 dan dapat digunakan selama saldo masih mencukupi. Namun Anda harus mengantre untuk membeli kartu jelajah di loket atau mesin tiket otomatis pada jam-jam sibuk.

Tips dari kami, siapkan uang elektronik agar Anda tak perlu mengantre dan dapat langsung masuk melalui tapping gate.

Pahami etika

Ada beragam etika yang harus Anda pahami saat berada di stasiun atau di dalam kereta MRT. Jika Anda melanggar, jangan salahkan jika petugas atau penumpang lain menegur Anda. Tentunya hal ini akan membuat perjalanan Anda menjadi tak nyaman.

Pertama, jangan berlari atau bermain di dalam stasiun maupun di dalam kereta. Hal ini merupakan salah satu aturan yang diterapkan oleh pengelola MRT.

Selain membahayakan bagi Anda, tindakan ini juga berpotensi mengganggu kenyamanan penumpang lain. Kemudian Anda harus memahami etika penggunaan eskalator dan lift. Berdirilah di sisi kiri lift jika Anda hanya ingin berdiri, karena sisi kanan dikhususkan untuk penumpang yang hendak berjalan terus atau terburu-buru.

Anda juga tak dapat sembarangan menggunaan lift

Lift diprioritaskan bagi penumpang disabilitas, ibu hamil, lansia, hingga penumpang yang membawa anak atau barang berat. Demi kenyamanan bersama, mengantre Anda juga harus memperhatikan petunjuk. Jangan sampai Anda berdiri di depan akses masuk kereta karena akan mengganggu penumpang yang akan turun. Hal yang tak kalah penting, di stasiun MRT tak disediakan tempat sampah. Jadi sediakan tempat khusus di tas atau saku Anda untuk menyimpan sampah selama perjalanan.

Posisi yang pas di dalam kereta

Perlu diingat, gerbong ketiga dan keempat diprioritaskan untuk disabilitas. Jadi pilihlah gerbong yang sesuai dengan kebutuhann Anda. Di dalam kereta pun diterapkan berbagai aturan seperti bangku prioritas, hingga larangan berdiri di depan pintu. Sebenarnya aturan ini dibuat untuk kenyamanan semua penump Jika Anda memaksa berdiri di depan pintu walaupun masih ada ruang di tengah gerong, jangan salahkan jika Anda akan terdesak oleh penumpang lain yang hendak masuk ke dalam kereta. Larangan makan dan minum di dalam kereta juga perlu diperhatikan agar Anda tak kena teguran petugas.

Jangan ragu bertanya pada petugas

Petugas berjaga di stasiun dan di dalam gerbong. Jangan ragu bertanya jika Anda membutuhkan informasi seputar perjalanan MRT. Tak hanya itu, petugas juga akan membantu Anda jika mengalami kendala. Misalkan jika ada barang yang terjatuh di rel, Anda cukup melapor kepada petugas sehingga keselamatan Anda tetap terjaga. Anda juga dapat melapor jika menemukan benda-benda mencurigakan di sekitar stasiun, terpisah dari rombongan, hingga menjadi korban tindak kriminal.

Sumber: https://travel.kompas.com/read/2019/04/03/200500827/5-tips-nyaman-naik-mrt-jakarta?page=2

Categories
Intermezzo

Mengenal Uniknya Rumah Adat Using di Desa Kemiren Banyuwangi

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Suku Using memiliki rumah adat khas yang tersebar di beberapa desa di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Salah satunya di Desa Kemiren. Di desa adat tersebut, masih banyak dijumpai beberapa rumah adat Using kuno yang ditempati hingga saat ini. Salah satu kekhasan dari rumah adat Using dapat dilihat dari atap rumah. Menurut Arif Wibowo, arsitek asal Banyuwangi yang juga pendiri Arsitek Muda Banyuwangi kepada Kompas.com, Sabtu (16/2/2019) menjelaskan rumah adat Using memiliki tiga bentuk atap yaitu Tikel Balung, Baresan dan Cerocogan.

Bentuk Tikel Balung merupakan bentuk dasar rumah adat Using yang terdiri dari empat rab (bidang) atap. Satu unit Tikel Balung biasanya dimiliki setiap keluarga yang menaungi aktivitas penghuninya.

Pembentukan ruang-ruang di dalamnya didasarkan pada jumlah orang yang menghuninya. Sementara bentuk Baresan adalah bentuk yang lebih sederhana dari Tikel Balung dengan menghilangkan satu rab di belakanganya sehingga terdiri dari riga rab (bidang).

Menurut Arif, Baresan tidak bisa dikatakan sebagai unit rumah sendiri karena muncul sebagai respon penambahan ruang karena satu unit Tikel Balung tidak cukup menampung kebutuhan ruang karena penambahan fungsi ruang dan anggota keluarga. “Jadi jika kurang luas, maka bagian belakang akan ditambahi Baresan. Sangat jarang ditemukan tipe Baresan yang berdiri sendiri,” jelas Arif.

Sementara bentuk atap Cerocogan adalah bentuk atap yang paling sederhana dari tipe arsitektur Using dan jarang digunakan sebagai fungsi utama sebuah rumah hunian. Baca juga: Mengembara dalam Hidangan Using Karena bentuknya yang sederhana terdiri dari dua rab (bidang), bentuk Cerocogan digunakan untuk menaungi pawon (dapur) yang biasanya terdapat di bagian belakang rumah. “Strata sosial masyarakat Using bisa dilihat dari bentuk atapnya, jika jumlahnya lengkap terdiri dari Tikel Balung, Baresan dan Cerocogan atau lebih banyak maka bisa dipastikan jika dia orang kaya dan terpandang di wilayahnya,” kata Arif. Baca juga: Leluhur Menari di Tanah Using Ia juga mengatakan, Desa Kemiren adalah salah satu desa yang masih dengan mudah ditemukan rumah adat Using yang berfungsi sebagai rumah tinggal.

Dia juga menjelaskan bagian-bagian struktur rumah adat Using antara lain Sangga Tepas, Gelandar, Saka, Ubag, Ampig-ampig, Jait Cendhek, Doplak, Suwunan, Ander, Penglari, Jait Dhawa, Reng dan Dur. Sementara untuk dinding samping dan belakang rumah, masyarakat Using memilih menggunakan bambu yang disebut ghedeg pipil dan untuk bagian depan menggunakan Gebyog yang terbuat dari kayu. Selain itu, keunikan rumah adat Using adalah konstruksi bangunan yang dapat dibongkar pasang menggunakan sistem tanding tanpa paku tapi menggunakan sasak pipih yang bernama paju.

“Saat anak menikah, biasanya orang tua akan membangunkan rumah tikel balung baik lama atau pun baru karena rumah Using ini kan bisa bongkar pasang dan tanpa menggunakan paku sehingga mudah untuk dipindahkan,” kata Arif. Untuk bagian dalam rumah adat Using dibagi dalam beberapa bagian yaitu amper atau bagian depan rumah, bale yang merupakan ruang tamu atau ruang kegiatan adat, njerumah atau njero omah yang berarti bagian dalam rumah tempat aktivitas pribadi pemilik rumah dan pawon atau dapur serta ampok yang berada di kanan dan kiri rumah. Untuk menuju ke dapur, biasanya tamu akan melewati samping rumah, dan masuk melalui pintu dapur sehingga tidak perlu melewati bagian njerumah.

Rata-rata kayu yang digunakan untuk membangun rumah Using berasal dari Pohon Bendo yang zaman dulu cukup mudah ditemukan. Tentunya, pohon yang dipilih adalah pohon Bendo yang cukup tua sehingga rumah yang didirikan lebih awet. Sementara itu Buang (55), warga Kemiren mengaku jika rumah yang dia tempati saat ini adalah warisan dan kakeknya. Rumah yang berada tepat di pinggir jalan Desa Kemiren tersebut memiliki lima atap yang terdiri dari Tikel Balung dan Baresan, sementara Cerocogan untuk bagian belakang. Tikel Balung bagian depan berukuran 10 meter dan ukurannya sama dengan ruang bagian belakang yang digunakan njerumah dan pawon. “Cerocogan dulu buat dapur tapi sekarang di taruh di belakang buat gudang soalnya aktivitas banyak di dapur juga karena banyak tamu yang datang kesini sehingga butuh tempat yang lebih luas,” kata Buang.

Selain rumah Using, Buang mengaku juga membangun rumah yang lebih modern atau yang dia sebut rumah gedong. Rumah gedong tersebut dibangun mengikuti keinginan anak dan cucunya yang menginginkan rumah modern. “Jadi tinggal di sini ya di sana di rumah gedong. Tapi kalau saya banyakan disini,” katanya. Rumah adat Using juga masih dilihat di wilayah Sukosari Desa Kemiren Banyuwangi. Untuk menuju ke Sukosari, kita harus berjalan kaki karena tempatnya agak jauh dari jalan utama desa. Terdapat 10 rumah Using yang tertata rapi selaras dengan alam yang masih asri. Gebyok rumah juga diseragamkan yaitu dengan bahan kayu berwarna coklat. “Sudah hampir setengan tahun seperti ini. Bagian depan rumah, gebyoknya diganti sama pihak desa,” kata Mbok Wang saat ditemui Kompas.com di rumahnya.

Menurutnya, gebyok lama miliknya digunakan untuk membangun ruangan belakang rumah. Mbok Wang juga menjelaskan, ada beberapa wisatawan yang datang ke wilayahnya untuk berjalan-jalan. “Jumlahnya tidak banyak hanya beberapa, kadang mereka juga mampir untuk ngopi. Rumah kami terbuka untuk siapa pun yang datang kesini,” katanya. Seiring dengan majunya industri wisata di Banyuwangi, Arif Wibowo mengakui rumah adat Using menjadi tren di masyarakat Banyuwangi baik untuk rumah huni, penginapan, kedai atau rumah makan. Hal tersebut tentunya membawa angin segar bagi dunia arsitektur di Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu upaya pelestarian.

Namun, Arif juga tidak menampik jika banyak rumah-rumah Using di pedesaan yang kuno dibongkar lalu dijual dan pemilik rumah menggantinya dengan membangun rumah modern. “Tapi yang terpenting adalah bagaimana rumah Using tetap digunakan masyarakat sebagai hunian bukan hanya sekadar mengikuti tren. Dan tentunya bangunan yang didirikan harus disesuaikan dengan budaya, tradisi dan iklim masyarakat di sekitar,” pungkasnya.

sumber: https://travel.kompas.com/read/2019/02/18/072300327/mengenal-uniknya-rumah-adat-using-di-desa-kemiren-banyuwangi?page=2

Categories
Intermezzo

Yang Perlu Anda Tahu tentang Hari Perempuan Internasional

KOMPAS.com – Setiap tanggal 8 Maret, dunia merayakan Hari Perempuan Internasional. Dirayakan sejak 100 tahun lalu untuk mencapai keseteraan gender, hingga saat ini tujuan itu belum sepenuhnya tercapai.

Berikut adalah tiga hal yang perlu Anda ketahui tentang sejarah hari ini. Hari Perempuan Internasional merupakan perayaan pada pencapaian wanita secara global dan seruan untuk kesetaraan gender.

Perayaan ini dimulai sekitar tahun 1909 sebagai Hari Perempuan Nasional di Amerika Serikat oleh partai sosialis untuk menghormati pemogokan para pekerja garmen di tahun 1909 di New York. Pada waktu itu para buruh wanita memprotes kondisi kerja mereka. Pada tahun 1910, pendukung sosialis bertemu di Copenhagen dan menetapkan Hari Perempuan untuk menghormati gerakan hak-hak perempuan dan mendorong dukungan agar para kaum hawa juga bisa ikut pemilu.

Kelanjutan dari pertemuan itu, yang diikuti oleh wanita dari berbagai negara, Hari Perempuan Internasional diperingati pertama kali pada 19 Maret di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss, di tahun 1911. Para perempuan tersebut membuat demonstrasi pada 8 Maret 1914 untuk menentang Perang Dunia I dan menunjukkan solidaritasnya dengan aktivis lain. Mengapa memakai ungu?

Secara internasional, ungu adalah warna yang menyimbolkan perempuan. Kombinasi antara ungu dan hijau merupakan lambang kesetaraan perempuan yang awalnya berasal dari perserikatan wanita di Inggris tahun 1908. Warna ungu juga melambangkan keadilan dan martabat, sementara hijau merupakan simbol dari harapan.

Dengan merebaknya skandal kekerasan pada perempuan di industri film Hollywood dan menurut laporan Forum Ekonomi Global, diperkirakan butuh 217 tahun lagi untuk mendekatkan kesenjangan antara pria dan wanita.

Foto : Fairfax Media/Getty Image (dimuat di Kompas.com)

Categories
Intermezzo

Perempuan-perempuan Menginspirasi

Tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Peringatan ini merupakan perayaan atas pencapaian wanita secara global dan seruan kesetaraan gender.

Perayaan ini dimulai sekitar tahun 1909 sebagai Hari Perempuan Nasional di Amerika Serikat. Pada waktu itu para buruh wanita memprotes kondisi kerja mereka yang dianggap tak setara dengan pekerja pria. Pada tahun 1917, barulah ditetapkan Hari Perempuan Internasional dan dirayakan di seluruh dunia. Sejak saat itu, peran perempuan dalam berbagai bidang seakan tak dapat dibendung.

 Di era modern, perempuan berkarya dan terus memperjuangkan hak wanita dalam hal pendidikan, pekerjaan, hak berpendapat dan bebas dari kekerasan. Beberapa perempuan di dunia ini merupakan perempuan-perempuan modern yang telah mendedikasikan diri di berbagai bidang dan menjadi bukti bahwa perempuan dapat bersaing dengan pria. Inilah perempuan-perempuan hebat pilihan MyValue!

 Malala Yousafzai

 Usianya baru 15 tahun ketika ia ditembak oleh penembak Taliban dan mengenai bagian kepalanya sepulang sekolah. Ayah Malala Yousafzai adalah pemilik sekolah di Pakistan. Meski demikian, di bawah pemerintahan Taliban anak perempuan dilarang bersekolah dan belajar. Didorong oleh ayahnya yang melek pendidikan, Malala diam-diam menimba ilmu. Ia pun secara diam-diam menulis di blog BBC betapa mengerikan hidup di bawah pemerintahan Taliban. Ia juga menulis bahwa anak-anak perempuan dilarang berpendidikan oleh kelompok tersebut.

 Dia kemudian menjadi sorotan secara internasional ketika lolos dari percobaan pembunuhan oleh Taliban dan mendapatkan akses untuk mendapatkan pengobatan di Inggris. Sejak ia selamat dan pulih dari penembakan tersebut, dia lantang menyuarakan perlawanan terhadap kelompok tersebut. Dia mendesak agar perempuan diperbolehkan untuk memperoleh pendidikan. Pada 2014, dia meraih penghargaan Nobel Perdamaian atas perannya dalam menyuarakan hak anak dan hak perempuan.

Emma Watson

 Sukses memerankan Hermione Granger dan Belle, dua tokoh film yang punya karakter sebagai cewek pintar, baik hati, mandiri dan tak kenal takut, Emma Watson aktif mengkampanyekan hak perempuan. Tahun 2014, Emma ditunjuk menjadi duta wanita PBB dan berpidato tentang kesetaraan gender di markas besar PBB. Pidatonya bahkan membuat Malala Yousafzai kemudian mendeklarasikan diri sebagai pejuang hak wanita dalam kesetaraan gender. Sejak itu, Emma Watson aktif mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan di berbagai negara, terutama negara-negara tertinggal.

Meghan Markle

 Cantik, terkenal dan jadi istri pangeran. Siapa yang tak memimpikan kehidupan Meghan Markle yang seperti dongeng tersebut? Namun, sebelum menjadi Duchess of Sussex, ternyata ia telah menjadi aktivis yang memperjuangkan kesetaraan gender sejak usia 11 tahun. Saat itu ia tidak suka ketika ada teman laki-lakinya yang sedang melihat tagline iklan brand sabun cuci piring menjadikannya lelucon “Perempuan memang sudah seharusnya di dapur!”. Sesampai di rumah, Meghan mengirim surat proteskepada pengacara feminis Gloria Allred perihal tagline iklan yang memposisikan perempuan hanya bekerja di dapur saja. Sebulan kemudian surat Meghan membuahkan perubahan dengan digantinya tagline iklan itu.

Saat dewasa, Meghan Markle mendedikasikan diri untuk aktivitas sosial, lingkungan dan memperjuangkan hak perempuan. Ia pernah menjadi konselor lembaga amal One Young World, pembicara topik kesetaraan gender dan perbudakan di era modern untuk Annual Summit Dublin pada 2014, duta global untuk World Vision Canada, hingga jadi bagian Clean Water Campaign.

Susi Pudjiastuti

Sebelum menjabat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Ibu Susi dikenal sebagai pebisnis di bidang perikanan dan pemilik perusahaan penerbangan Susi Air. Beliau hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SMA lalu fokus berbisnis. Meski demikian, wawasannya yang luas dan pemikirannya cerdas membawa beliau menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Bekerja dengan berbagai kebijakannya yang tegas terhadap penangkapan ilegal di wilayah Indonesia. Hingga akhir tahun 2018, Ibu Susi Pudjiastuti telah meraih lebih dari 30 penghargaan nasional dan internasional (sumber : Wikipedia), termasuk The BBC 100 Women tahun 2017 dan Leaders for a Living Planet Award dari WWF tahun 2016.

(Pelbagai sumber)

Categories
Intermezzo

Tips untuk Anda yang Masih Berburu Tiket Mudik Lebaran

KOMPAS.com – Musim mudik masih beberapa bulan lagi. Perburuan tiket juga sudah dimulai, terutama bagi mereka menggunakan transportasi umum kereta api (KA).

Tiket kereta untuk musim lebaran telah mulai dipasarkan sejak 25 Februari 2019. Bagi Anda yang masih berburu tiket mudik, masih tersedia hingga saat ini. Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Agus Komarudin menjelaskan, sejak pembelian tiket keberangkatan dibuka H-10 lebaran, telah terjual 207.000 tiket atau 24 persen dari total tiket yang disediakan.

“Tiket yang habis terjual adalah tiket untuk tanggal dan rute keberangkatan favorit,” kata Agus kepada Kompas.com, Senin (4/3/2019) sore. Hit penjualan tiket tertinggi terjadi pada 1 Maret 2019 dengan total 12.290.900, berasal dari seluruh channel penjualan resmi KAI selain loket di stasiun. Setelah itu, disusul pada Minggu (3/3/2019) dengan total hit mencapai 12.269.085.

Rute yang menjadi favorit, lanjut Agus, keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir menuju Tegal, Stasiun Semarang, Stasiun Purwokerto, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Solo, Stasiun Surabaya, dan Stasiun Malang. Agus mengatakan, calon penumpang yang berkeinginan untuk menggunakan KA sebagai alat transportasi mudik masih dapat memanfaatkan rute dan tanggal alternatif.

“Jika tiket yang Anda inginkan habis, Anda bisa cari rute alternatif. Misalnya jika rute Jakarta menuju Solo habis, Anda bisa memesan jalur Jakarta–Bandung terlebih dahulu, lalu diteruskan dari Bandung menuju Solo yang relatif masih banyak. Bisa juga menggunakan kereta persambungan, misalnya dari Jakarta – Cirebon lalu Cirebon – Solo,” kata Agus.

“Pastikan waktu antarkereta tidak telalu dekat agar tidak tertinggal jadwal kereta lanjutan. Selain itu, coba sesuaikan tanggal bepergian Anda untuk menghindari keberangkatan di tanggal-tanggal favorit,” lanjut dia. Selain itu, calon penumpang dapat melakukan pengecekan di situs resmi KAI atau aplikasi KAI Access secara berkala. Hal tersebut karena jika apabila ada pembatalan tiket atau pengubahan jadwal, maka tiket lama itu akan muncul lagi di sistem untuk dijual kembali.

Agus mengatakan, PT KAI akan menyediakan tiket KA tambahan pada H-60 lebaran, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan momen ini. Sebanyak 50 KA tambahan disediakan, terdiri dari 27 KA kelas eksekutif dan bisnis, 11 KA kelas ekonomi Non-PSO, 4 KA kelas ekonomi PSO, dan delapan KA yang memanfaatkan rangkaian idle.

“KAI juga mengimbau kepada masyarakat agar membeli tiket Lebaran di channel resmi KAI atau mitra resmi yang telah bekerja sama dengan KAI. Tujuannya untuk menghindari penipuan atau biaya jasa yang tidak wajar,” ujar Agus.

Categories
Penulis

Punya Anak Sutradara Hollywood, Ini 5 Fakta Tentang NH Dini!

Kabar duka datang dari dunia sastra Indonesia, salah satu novelis legendaris, NH Dini meninggal dunia pada Selasa (4/12/2018) silam.

Penulis novel Pada Sebuah Kapal ini tutup usia di 82 tahun setelah mengalami kecelakaan di Tol KM 10 Kota Semarang.

Selain dikenal sebagai novelis, perempuan bernama asli Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin itu juga merupakan ibu dari sutradara animasi Hollywood, Pierre Coffin.

Berikut 5 fakta tentang NH Dini yang menarik untuk kita ketahui!

Tertarik Menulis Sejak Masih SD

NH Dini lahir di Semarang, 29 Februari 1936 dari pasangan Salwjowidjojo dan Kusminah.

Sejak masih duduk di bangku kelas tiga SD, NH Dini sudah mulai tertarik untuk menulis.

Hampir semua buku pelajarannya kala itu penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan dari pikiran dan perasaannya sendiri.

Ingin Menjadi Masinis

Meskipun memiliki ketertarikan dengan dunia menulis, tetapi NH Dini enggak memiliki cita-cita sebagai penulis.

Saat kecil, ia justru memiliki impian untuk menjadi supir lokomotif atau masinis kereta api.

Sayangnya, impiannya itu harus terkubur dalam lantaran ia enggak menemukan sekolah bagi calon masinis kala itu.

Mulai Menulis Sejak Usia 15 Tahun

Bakatnya menulis fiksi semakin terasah di sekolah menengah. Kala itu, ia sering mengisi majalah dinding sekolah dengan sajak dan cerita pendek.

Setelah itu, ia mulai menulis sajak serta prosa berirama dan membacakannya sendiri di RRI, Semarang saat berusia 15 tahun.

Sejak saat itu, ia rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional di RRI Semarang dalam acara Tunas Mekar

Penghargaan dari Thailand

Hingga kini sudah lebih dari 20 buku yang ditulis oleh NH Dini. Ia juga sudah pernah mendapat berbagai penghargaan termasuk di kancah Internasional.

NH Dini berhasil meraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari pemerintah Thailand.

Meskipun begitu, NH Dini enggak pernah mengakui dirinya sebagau sastrawati, ia mengaku hanya seorang pengarang.

Menikah dengan Diplomat Perancis

NH Dini menikah dengan seorang Diplomat Perancis pada 1960 setelah bertemu pada 1956 saat ia masih bekerja di Garuda Indonesia Airways.

Dari pernikahannya itu, NH Dini dikaruniai dua orang anak, Marie Claire Coffin dan Pierre Coffin.

Sayangnya, pada 1984 NH Dini memutuskan untuk bercerai dan kembali ke Indonesia.

Sutradara Animasi Hollywood

Anak laki-laki NH Dini, Pierre Louis Padang Coffin atau biasa dikenal Pierre Coffin, saat ini bekerja sebagai sutradara film animasi di Los Angeles, Amerika Serikat.

Salah satu karyanya yang sangat fenomenal adalam Despicable series dan Minions.

Tanggal 2 Maret 2019, Bentara Budaya menyelenggarakan acara diskusi dan apresiasi sastra “Semarang dalam Karya N.H Dini” di Gramedia Balaikota, Sekayu, Semarang. Acara ini diadakan sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya sastra N.H Dini semasa hidup. Adapun Gramedia Balaikota, Sekayu dipilih sebagai tempat acara untuk mengenang kehidupan masa kanak-kanak hingga remaja N.H Dini yang tinggal di Sekayu Semarang. Sekayu sendiri menjadi judul buku karangan N.H Dini yang diterbitkan tahun 1994. 

Anda pecinta sastra Indonesia? Datangi acara diskusi dan apresiasi sastra “Semarang dalam Karya N.H Dini” di Gramedia Balaikota, Sekayu, Semarang, Jalan Pemuda No 138 Semarang, tanggal 2 Maret 2019 pukul 14.00 WIB.

Foto : Raditya Mahendra Yasa/KOMPAS

Artikel telah diedit ulang oleh : V. Arnila Wulandani/MYVALUE

sumber: https://cewekbanget.grid.id/read/061252671/punya-anak-sutradara-hollywood-ini-5-fakta-tentang-nh-dini?page=2

Categories
Intermezzo

Mengapa Bulan Februari Hanya Memiliki 28 Hari?

KOMPAS.com —Februari berakhir sebentar lagi. Maret akan segera datang menggantikannya. Bulan kedua ini termasuk unik karena hanya memiliki 28 hari.

Fenomena unik ini rupanya bermula dari kalender Romawi yang saat itu hanya memiliki 10 bulan dalam setahun. Kalender Romawi dimulai pada bulan Maret dan berakhir pada bulan Desember. Yah, Januari dan Februari bahkan tidak ada dalam kalender masa itu. Musim dingin biasanya selalu hadir pada Januari dan Februari. Bagi orang-orang Romawi yang berhasil mendapatkan panen melimpah, musim dingin tidak ada dalam “kamus” mereka.

Secara harfiah, tidak ada sistem untuk mencatat hari-hari suram itu. Pada saat raja kedua Roma naik takhta sekitar 750 SM, orang Romawi memutuskan untuk menambahkan dua bulan lagi ke tahun mereka untuk menyinkronkan kalender agar lebih akurat dengan 12 siklus bulan.

Hingga kemudian, raja memutuskan untuk menambahkan satu hari ekstra ke bulan Januari untuk menghasilkan 355 hari dalam setahun. Angka 354 saat itu dianggap sebagai angka sial dan tak bisa diterima. Setelah siklus lunar berjalan dengan baik selama beberapa tahun, ada banyak musim yang tidak sinkron dengan bulan-bulan khas mereka. Untuk memperbaikinya, orang Romawi menambahkan bulan kabisat yang disebut Mercedonius.

Pendeta tertinggi Roma akan memutuskan kapan bulan tersebut muncul dan tak ada warga yang tahu kapan tepatnya. Penambahan dan pengurangan hari ini menyebabkan kebingungan besar. Ketika Julius Caesar mengambil alih kekuasaan, dia menyusun ulang semuanya dan menyesuaikan panjang tahun dengan matahari. Akhirnya, hari dalam kalender dibuat menjadi 365 hari oleh Julis Caesar dan ia sengaja membuat Februari hanya memiliki 28 hari. Pengaturan itu ternyata cocok dengan sistem musim dan masih dipakai sampai sekarang. Februari tetap menjadi bulan yang paling unik.