Categories
Buku Eksklusif Penulis Review

SEGERA TERBIT Namaku Alam, Spin Off Novel Pulang karya Leila S. Chudori

Sebelas tahun setelah Pulang, Leila S. Chudori mempertemukan
kembali pembaca dengan sosok Segara Alam dalam novel terbarunya Namaku Alam. Novel ini direncanakan akan terbit dalam dua jilid. Dalam jilid pertama, yang akan rilis 20 September 2023, Alam mengajak pembaca menjenguk kisah masa kecilnya hingga ia duduk
di bangku SMA. Sejak belia dicap sebagai anak pengkhianat negara, Alam tumbuh sebagai seorang anak lelaki pemberang yang tak pernah jeda bergulat memahami identitasnya: akankah ia terus hidup dengan beban sejarah menggantung di pundaknya atau, sebaliknya, ia akan sanggup berdamai dan hidup tenang tanpa atribut ayah yang tak sempat dikenalnya.

Namaku Alam adalah novel coming of age, bercerita tentang pergumulan remaja yang tumbuh dewasa pada era 1980-an, lengkap dengan berbagai urusan sekolah dan sistem pendidikan dasar pada masa itu hingga persoalan menjaga kewarasan mental, seperti
mengendalikan amarah atau emosi, dan melerai gejolak asmara remaja. “Novel ini bukan lanjutan dari Pulang yang terbit pada Desember 2012, tetapi berada satu semesta dengan beberapa tokoh yang sama,” terang Leila.

Untuk memberikan penjelasan lebih detail mengenai plot dan karakter buku terbaru dari penulis novel terlaris Laut Bercerita ini, Penerbit KPG bekerja sama dengan Klub Buku Narasi menggelar konferensi pers bertajuk “101 tentang Namaku Alam” melalui Zoom pada Kamis, 3 Agustus 2023 pukul 19.00 WIB. Leila S. Chudori akan menjawab segala pertanyaan terkait buku ini, dipandu oleh Tenni Purwanti, penulis yang juga pengurus Klub Buku Narasi. Dalam pertemuan itu juga akan dibeberkan berbagai penawaran eksklusif yang bisa pembaca dapatkan dengan menjadi pemesan pertama novel ini.

Collectible Item: Edisi Pertama Bernomor

Sebagaimana buku Leila S. Chudori yang lain, buku ini akan memuat ilustrasi yang memikat dan terasa hidup karya Toni Masdiono, kartunis dan karikaturis lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Namun, berbeda dari buku-buku sebelumnya, Namaku Alam,
khusus cetakan pertama, akan memiliki ciri khas yang unik, yakni setiap buku akan bernomor urut, yang membuatnya layak jadi collectible item. Nomor urut pembelian ini akan diundi dalam kesempatan-kesempatan tertentu dan pemilik bukunya akan mendapatkan hadiah kejutan dari Penerbit KPG.

Bagaimana cara mendapatkan paket istimewa ini? Pembaca dapat mengikuti prapesan perdana yang dibuka di TikTok Shop Gramedia pada 8 Agustus 2023 mulai pukul 12.00 WIB. Spesial untuk para pemesan pertama di Tiktok ini akan mendapatkan bonus sebagai
berikut:

  1. Buku dengan tanda tangan basah dari penulis;
  2. Tiga lembar artprint bertandatangan ilustrator buku Namaku Alam, Toni Masdiono;
  3. Gantungan kunci akrilik spesial Namaku Alam; dan
  4. Diskon 10% tanpa minimal pembelian.

Masih pada 8 Agustus, novel Namaku Alam jilid 01 juga bisa dipesan melalui Shopee dari toko KPG Official Shop dan Gramedia Official Shop mulai pukul 14.00 WIB. Bonus yang ditawarkan sama dengan yang di TikTok, tapi stoknya lebih terbatas.


Periode prapesan kedua dibuka pada 9-15 Agustus 2023 di semua Gramedia Store di daerah Jawa, Sumatra, dan Bali, dan di teman-teman toko buku lain. Bonus yang ditawarkan berupa buku bertandatangan cetak (bukan basah) dari penulis dan gantungan
kunci spesial. Sementara untuk prapesan di Gramedia.com, Gramedia Official Store di Tokopedia, Gramedia Official Shop dan KPG Official Shop di Shopee pada periode yang sama, bonus yang ditawarkan berupa artprint dan buku bertanda tangan cetak (bukan
basah) dari penulis.

Sinopsis Namaku Alam

Inilah yang kubayangkan detik-detik terakhir Bapak:

18 Mei 1970.

Hari gelap. Langit berwarna hitam dengan garis ungu. Bulan bersembunyi di balik ranting pohon randu. Sekumpulan burung nasar bertengger di pagar kawat. Mereka mencium aroma manusia yang nyaris jadi mayat bercampur bau mesiu. Terdengar lolongan anjing berkepanjangan. Empat orang berseragam berbaris rapi, masing-masing berdiri dengan senapan yang diarahkan kepada Bapak. Hanya satu senapan berisi peluru mematikan. Selebihnya, peluru karet. Tak satu pun di antara keempat lelaki itu tahu siapa yang kelak menghentikan hidup Bapak.


Pada usianya yang ke-33 tahun, Segara Alam menjenguk kembali masa kecilnya hingga dewasa. Semua peristiwa tertanam dengan kuat. Karena memiliki photographic memory, Alam ingat pertama kali dia ditodong senapan oleh seorang lelaki dewasa ketika dia masih
berusia tiga tahun; pertama kali sepupunya mencercanya sebagai anak ‘pengkhianat negara’; pertama kali Alam berkelahi dengan seorang anak pengusaha besar yang menguasai sekolah dan pertama kali dia jatuh cinta.
Namaku Alam adalah kisah anak eks tapol yang masih saja dilimpahi ‘kutukan Orde Baru’; sebuah kisah ‘coming of age’. Segara Alam, seorang anak lelaki pemberang yang mencoba mencari identitasnya, apakah dia hadir di dunia dengan beban sejarah di pundaknya, atau
bisa hidup dengan tenang, tanpa atribut ayahnya yang tak sempat dikenalnya.

Namaku Alam adalah kisah pencarian identitas seorang remaja; bagaimana dia mengatasi dendam beberapa dekade karena keluarganya didiskriminasi sepanjang sejarah Indonesia.

Tentang Leila Salikha Chudori

LEILA S. CHUDORI adalah purnakarya jurnalis Tempo dan penulis Indonesia yang menghasilkan berbagai karya cerita pendek, novel, dan skenario drama televisi. Buku-bukunya yang telah diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia adalah Malam Terakhir, Pulang, Nadira, Laut Bercerita dalam versi softcover dan hardcover, serta yang akan terbit Namaku Alam.
Novel berjudul Pulang menceritakan empat wartawan Indonesia yang tak bisa kembali ke tanah air setelah peristiwa tragedi 1965. Ini merupakan seri pertama dari semestanya yang kemudian dilanjutkan dengan Namaku Alam yang terbit tahun ini.

Pulang memenangkan Khatulistiwa Award untuk Prosa Terbaik 2013 dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi  “Home”  (terjemahan  John H.McGlynn, diterbitkan oleh Yayasan Lontar dan oleh Deep Vellum, AS). Tahun 2015 World Literature memasukkan “Home” sebagai satu dari 75 Novel Terjemahan yang Diperhatikan (75 Notable Translations of 2015). Novel ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Belanda, Jerman dan Italia.

Lima tahun kemudian, Leila meluncurkan novel berjudul Laut Bercerita yang berkisah tentang para aktivis yang diculik tahun 1998 dan belum kembali hingga kini.
Peluncuran novel ini disertai penayangan film pendek “Laut Bercerita” yang disutradarai Pritagita Arianegara, produksi Yayasan Dian Sastrowardoyo dan Cineria Films. Pada 2020, Laut Bercerita diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh John H.McGlynn menjadi “The Sea Speaks His Name” dan diterbitkan oleh Penguin Random House South-east Asian (S.E.A). Novel Laut Bercerita memperoleh Penghargaaan S.E.A. Writers Award 2020 dan IKAPI Award sebagai Book of the Year tahun 2022.

Tentang Tenni Purwanti

Berprofesi sebagai jurnalis sejak tahun 2011, Tenni sudah bekerja di tiga media: Kompas.com, Femina Group, dan saat ini bertanggung jawab sebagai Social Media Development Klub Buku Narasi. Di luar pekerjaan utamanya, Tenni rutin menulis personal esai dan cerpen di berbagai media massa. Ia juga telah menerbitkan dua buku. Pertama,
kumpulan cerpen Sambal dan Ranjang (GPU, 2020). Kedua memoar tentang penyintas Gangguan Kecemasan berjudul Butterfly Hug (Mojok, 2021).

Tentang Klub Buku Narasi

Klub Buku Narasi adalah komunitas yang setia pada semangat menebar virus membaca di tanah air secara inklusif. Dibentuk sejak Agustus 2019, Klub Buku Narasi punya program rutin berupa Bookshelf Tour, Seri Rekomendasi, Dibacain, dan Buku untuk Semua. Klub Buku Narasi juga sering mengadakan aktivasi dan giveaway lewat #KBNBeliinBuku #KBNBagiinBuku #MonthlyPicksKBN dan #FridayReadDayKBN. Tak ketinggalan sesi diskusi bersama para penulis dalam Writers Hangout (IG Live bersama penulis yang
bukunya baru terbit), The Writers Club (workshop Zoom), dan Friday Book Club (membahas buku bersama sang penulis).

Tentang Penerbit KPG

Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) adalah salah satu penerbit di bawah payung Kelompok Kompas Gramedia yang memiliki tradisi memadukan bisnis dan kegiatan sosial.

Didirikan pada 1 Juni 1996, KPG berusaha meningkatkan melek sains dan keterbukaan pikiran pembaca dengan menerbitkan buku-buku sains dan humaniora, baik lokal maupun terjemahan.

KPG memiliki beberapa lini, yaitu POP (IG: @penerbitpop) untuk pembaca remaja dan dewasa muda dan Kiddo (IG: @penerbitkiddo) untuk anak-anak. Tidak hanya menerbitkan
buku, kini  KPG  juga bergerak di bidang penerbitan konten. Kunjungi KPG di situs resminya: siapabilang.com.

Facebook & YouTube: Penerbit KPG
X, Instagram, Threads, dan TikTok: @penerbitkpg